Ketikekata
Sedang berada di koordinat 0°47' 7''LU - 127°22' 12''BT 

Seperti halnya hari-hari kemarin, hari ini pun adalah hari yang baik dan bahkan lebih baik. Aku melewati semuanya dengan perasaan bersyukur dan bahagia. Aku mengerjakan semuanya dengan baik dan tenang. Semuanya lancar dan menjadi mudah kulalui karena Allah selalu bersamaku, Allah selalu menjaga dan membantuku. Aku sangat bersyukur, Terima kasih ya Allah.

Aku bersyukur dengan segala hal yang berhasil kugapai saat ini. Aku bersyukur atas segala rezeki yang Allah berikan padaku. Aku siap menyambut dan menerima lebih banyak hal baik lagi.

Aku siap menyambut pekerjaan baru yang kuimpikan, sebab aku yakin bahwa pekerjaan yang sesuai keinginanku akan datang padaku.

Sungguh, aku berbahagia karena setelah ini aku akhirnya berhasil bekerja di tempat yang aku impikan dengan gaji yang aku dambakan, lingkungan sehat yang aku harapkan dan beban kerja yang sesuai dengan porsi dan kapasitas diriku.

Sungguh, aku bahagia karena Allah selalu mengabulkan setiap doa-doaku. Aku bahagia karena Allah mendengar setiap harapan dan pintaku. Aku bahagia karena Allah selalu bersamaku.

Aku ingin menulis apapun yang kumau. Semua kalimat dan kata-kata yang muncul di kepalaku akan kuketik dan kubiarkan mengalir seperti air sungai. Aku bisa menulis dengan cepat dan lancar, aku akan belajar agar bisa menulis dengan lebih baik lagi. Aku bisa!

Seringkali aku merasa bahwa menjadi dewasa itu menyebalkan dan menyedihkan dalam waktu bersamaan.

Rasanya sedih ketika menyadari bahwa segala mimpi dan rencana yang sudah diatur terpaksa harus dikubur dalam-dalam, setidaknya untuk sementara waktu.

Sedih ketika menyadari bahwa kenyataan saat ini ternyata berbanding terbalik dengan angan-anganku semasa remaja dulu.

Tapi aku percaya, semenyebalkan dan semenyedihkan apapun itu, pasti selalu ada hal baik di dalamnya. Selalu ada pelajaran dan pengalaman hidup yang membuatku menjadi kuat dan bijak menjalani hidup.

God’s plans are always the best plans.

Terhitung sudah hampir setahun aku mengenal pria ini. Pria yang ketika mengobrol dengannya, aku seperti membaca banyak buku dalam waktu bersamaan atau maraton film dalam waktu semalam.

Dia sama sepertiku, sama-sama menyukai buku. Bedanya dia bisa mengingat cerita dalam novel yang dibaca tiga tahun lalu, dan aku justru kesulitan mengingat tokoh dalam novel yang baru kubaca sebulan lalu. Ia membaca apa saja, dan aku hanya membaca buku-buku yang menurutku menarik.

Dia juga sama sepertiku, sama-sama suka menulis. Bedanya dia pandai menulis sebuah cerpen atau artikel dalam waktu sejam, sedangkan aku, jangankan menulis cerpen, menulis satu artikel pun butuh waktu beberapa hari untuk bisa selesai.

Kami juga suka nonton film, sayangnya aku lebih senang menonton film drama romantis dan dia lebih tertarik dengan genre horor. Kabar baiknya, kami sama-sama mempunyai banyak daftar film yang belum kami tonton, kadang kami akan menonton film lain di luar dari daftar tersebut saat sedang penasaran-penasarannya.

▪ Bunga Mimpi ▪ Ibuku sangat senang menanam bunga. Pernah kutanya mengapa Ibu begitu menyukai tumbuh-tumbuhan indah itu, kata Ibu, warna-warni dan aroma kembang bisa membuat suasana hatinya menjadi bahagia dan tentram, ditambah lagi keberadaan bunga...

▪ Bunga Mimpi ▪ Ibuku sangat senang menanam bunga. Pernah kutanya mengapa Ibu begitu menyukai tumbuh-tumbuhan indah itu, kata Ibu, warna-warni dan aroma kembang bisa membuat suasana hatinya menjadi bahagia dan tentram, ditambah lagi keberadaan bunga selalu mampu membuat keadaan sekitar terlihat estetis. Mendengar jawaban ibu, aku teringat satu hal; Kamu sama seperti ibu, sama-sama senang menanam bunga. Bedanya, Ibu rajin menanam bunga di pekarangan rumah, menyiramnya setiap pagi, dan menjaganya dari hama.⁣ Sedangkan kamu; kamu gemar menanam bunga di mimpiku, menyiramnya dengan puisi-puisi. Supaya mekar, aku tambahkan doa sebagai pupuk; semoga kelak tak hanya tersemai dalam lelap. ⁣

▪ Cita-cita ▪
“Suatu saat aku akan mengajakmu berpijak di sebuah tempat asing, tempat di mana tak ada satu orang pun mengenalimu. Kau akan belajar banyak hal di sana; belajar mencintai rumah, mencintai waktu, mencintai diri sendiri dan mencintai Yang...

▪ Cita-cita ▪

“Suatu saat aku akan mengajakmu berpijak di sebuah tempat asing, tempat di mana tak ada satu orang pun mengenalimu. Kau akan belajar banyak hal di sana; belajar mencintai rumah, mencintai waktu, mencintai diri sendiri dan mencintai Yang Menciptakanmu, tentunya. Nanti kau akan bebas menjadi seperti yang kau inginkan; menjadi diri yang lain, atau menjadi kau yang seutuhnya, mungkin?” Ucap seorang perempuan muda yang sudah hampir sekian abad mengurung diri di bilik istana; samar-samar ia memandang bayangannya di cermin.⁣

▪ Belajar Senyum ▪
⁣“Hey Datar.” terdengar samar-samar seseorang berteriak ke arahku ketika jam perkuliahan baru saja selesai. ⁣⁣⁣
“Kok manggil aku Datar?” tanyaku heran ⁣⁣
“Ya karena muka kamu datar.” sesaat setelah itu, ia kemudian berjalan keluar...

▪ Belajar Senyum ▪ 

 ⁣“Hey Datar.” terdengar samar-samar seseorang berteriak ke arahku ketika jam perkuliahan baru saja selesai. ⁣⁣⁣ 

 “Kok manggil aku Datar?” tanyaku heran ⁣⁣ 

 “Ya karena muka kamu datar.” sesaat setelah itu, ia kemudian berjalan keluar dari kelas begitu saja.⁣⁣⁣ 

Berawal dari percakapan singkat tersebut, sepulang dari kampus, buru-buru aku mencari cermin di kamar, kuhadapkan diriku pada benda itu sambil bertanya-tanya,

“Mirror, mirror on the wall, maksudnya datar itu gimana?” sembari menatap wajahku lekat-lekat, ingatanku kembali berputar pada obrolan beberapa tahun silam,⁣⁣⁣ ⁣

 "Kamu tuh mukanya senyum dikit dong kayak gini nih,” ucap Ibu sambil menunjukan ekspresi tersenyum padaku. Adikku pun ikut-ikut-ikutan nimbrung ke dalam obrolan⁣⁣⁣, ⁣

“Iya nih kakak, temen-temen aku aja bilang kalo kakak mukanya antagonis.” ⁣⁣⁣ ⁣

”Hooh, itu tetangga juga pernah nanya‘kakakmu itu mukanya kenapa marah-marah terus?‘” ⁣⁣⁣ 

S⁣⁣etelah mendengar perbincangan tersebut, rasa-rasanya kuingin teriak "KAN MUKA AKU DARI LAHIR UDAH BEGINI.” Tapi ya endingnya gajadi teriak. Lagi pula aku takut dikutuk Ibu.⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣

Dari keluhan-keluhan mengenai ekspresi wajah tersebut. Keesokan harinya aku mencoba untuk ‘belajar tersenyum’. Iya, mau senyum aja aku belajar, kemana-mana senyum, nunggu angkot depan rumah saat hendak ke sekolah, aku senyum. 

Duduk berhimpitan di angkot dengan emak-emak yang kalo ngomong suka ngegas, aku senyum. Masuk ke kelas, meski belum ada siapapun di sana, aku senyum. Pokoknya senyum terus aja gitu. Namanya juga belajar kan, practice makes perfect.⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ 

Sampai suatu ketika di kelas, saat sedang dalam pelajaran Tiketing. Salah seorang temanku yang mungkin sudah tidak tahan melihat tingkahku pun dengan lantang memanggil,

 “Novi” ⁣⁣⁣ ⁣⁣ 

“Ya,”  jawabku sambil tetap tersenyum⁣⁣⁣ manis ⁣⁣ 

Kamu jatuh cinta ya? atau… gila?”⁣⁣⁣ ⁣⁣Tanyanya

“Hah? Maksudnya?” Aku menjawab dengan kening mengerut, heran.⁣⁣⁣ ⁣

“Ya itu, senyum terus⁣” ⁣ ⁣ 

“Engga.” aku meresponnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. ⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ 

Suasana kembali hening. ⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣"Aku biasa-biasa aja dibilang wajahku kayak orang marah, aku senyum eh dibilang gak waras, serba salah aku tuh.“ ucapku dalam hati sambil tetap belajar senyum, seperlunya. Fiuh~⁣

/di jalan/
Di jalanan itu, Dik. Orang-orang berlalu lalang membawa kekawatiran di kepalanya;⁣
khawatir pada jarum jam yang tak mau menunggu sebentar
pada gerbang sekolah yang ditutup pukul tujuh
pagi pada tugas-tugas yang belum selesai ⁣⁣
pada dompet...

/di jalan/

Di jalanan itu, Dik. Orang-orang berlalu lalang membawa kekawatiran di kepalanya;⁣

khawatir pada jarum jam yang tak mau menunggu sebentar
pada gerbang sekolah yang ditutup pukul tujuh
pagi pada tugas-tugas yang belum selesai ⁣⁣
pada dompet yang tak kunjung terisi⁣⁣
pada kebutuhan yang mesti dipenuhi⁣⁣
pada kekasih yang [tak] ingin ditemui⁣⁣
pada cuaca yang berganti-ganti⁣⁣
pada kemacetan di pagi hari⁣⁣
pada tubuh yang letih⁣⁣
pada diri [sendiri]⁣

Januari, 2019⁣

/utopia/⁣⁣
⁣⁣
Tak ada cerita hari ini, kecuali tentang seorang perempuan muda yang tak henti bertekuk meminta restu pada Bapak perihal ingin angannya menapaki mimpi yang ia simpan di buku diary dan catatan kuliahnya. ⁣⁣
⁣⁣
Tak ada kisah apa-apa hari...

/utopia/⁣⁣
⁣⁣
Tak ada cerita hari ini, kecuali tentang seorang perempuan muda yang tak henti bertekuk meminta restu pada Bapak perihal ingin angannya menapaki mimpi yang ia simpan di buku diary dan catatan kuliahnya. ⁣⁣
⁣⁣
Tak ada kisah apa-apa hari ini, kecuali tentang seorang perempuan muda yang tak bosan membaca kemungkinan-kemungkinan di kepala Ibu, di media sosial dan massenger whatsappnya. ⁣⁣pft

Januari, 2019.⁣⁣

.
Page 1 of 3